Suatu sore yang cerah
terlihat dari jendela sebuah kamar seorang cewek yang bernama Indah. Saat
sedang berbaring di atas kasurnya tiba-tiba dia memandang sebuah bingkai biru
di atas meja sebelah tempat tidurnya. Dia tersenyum melihat benda yang ada
dalam bingkai itu, bukan foto ataupun lukisan. Hanya sebuah kertas lusuh
bergambar mobil. Kertas yang Indah robek dari buku gambar milik seorang cowok 2
tahun lalu saat perpisahan SMA. Cowok itu sama sekali tidak tahu indah merobek
buku gambarnya. Bahkan, mungkin dia tidak mengenal Indah. Indah hanya satu dari
ratusan penggemarnya di sekolah.
Dia bukan artis. Dia adalah seorang siswa yang tampan dan cerdas di sekolah Indah. Dia kaya dan pintar dalam bidang olahraga. Sifatnya yang cuek justru menjadi daya tarik bagi para kaum hawa, termasuk Indah. Tapi, bisa dibilang, Indah tidak terlalu menunjukkan diri bahwa Indah menyukainya. Terbukti, Indah tidak pernah menyapa ataupun menegurnya. Indah menyukainya lewat diam. Bahkan, Indah mengambil robekan kertas bergambar mobil itu secara diam-diam untuk kenang-kenangan karena Indah tahu dia akan melanjutkan studi ke Malaysia. Indah kembali tersenyum manis saat melihat robekan kertas gambar itu, ya kertas bergambar mobil yang lucu. Orang bilang, apapun itu, jika memang jodoh, maka dia akan kembali lagi dan lagi. Dan Indah percaya dia akan kembali.
Indah mengeluarkan
kertas itu dari bingkainya. Indah memeluk dan mencium kertas itu, Indah ajak
tersenyum kertas itu. Gila, konyol memang. Setelah sadar bahwa dirinya seperti
orang gila, Indah meletakan kertas itu di atas meja dekat jendela kamarnya. Dan
tiba-tiba.. huusssshhh… Angin bertiup menerbangkan kertas kenangan itu keluar
jendela dan jatuh di pekarangan. Bergegas Indah lari menuju pekarang untuk
mengambil kertas itu. Indah khawatir kehilangan kertas itu karena itu adalah
satu-satunya yang Indah miliki yang mampu membuat Indah mengingatnya.
Saat Indah hampir
mendapatkanya, angin kembali meniupnya menjauh. “Argh! Angin ini!” Batin Indah
kesal. Indah kembali berlari mengejar kertas itu. Dan saat Indah hampir
mendapatkannya kembali. "Argh! Sial banget sih! Malah keinjek lagi!" Seru
Indah kesal saat tahu kertas itu di injak seseorang. Orang itu mengambil kertas
yang ada di injakannya itu. Indah masih menatap jalanan berdebu dengan kesal.
"Jadi, dari tadi
kamu ngejar kertas ini ya?" Tanya orang itu. Suara bariton yang indah
kenal. Indah Menengadahkan kepala menatap wajah dari si pemilik suara.
DEG!!!
“Di, dia, kan? Dia kan
pemilik kertas itu sebenarnya? Candra. Cowok tampan, keren dan pintar itu.
Bagaimana bisa?” Indah tergagap dalam hatinya. "Ma... af. Aku ngerobek
kertas itu." Ia terbata-bata mengucap kata penyesalan itu pada Candra.
"Gak apa-apa,
Indah. Beneran deh, gak apa-apa. Karena, aku juga udah foto kamu diam-diam
waktu itu." akunya pada Indah.
“Dia, tau namaku?”
Gumam Indah tak percaya. "Dan foto? Diem-diem?"
"Lebih baik, kita
ngobrol di taman aja deh." Ucapnya sambil menarik tangan Indah ke taman.
***
Indah tidak percaya
dengan apa yang dilihat. “Fotoku ada dalam dompet Candra?” Gumamnya lagi.
"Aku dulu suka
sama kamu Indah. Karena, kamu itu satu-satunya cewek yang gak pernah negur aku.
Kamu cuek dan aku suka itu." ucapnya sambil tersenyum."Dulu, aku
berharap bisa kenal dan pacaran sama kamu. Tapi, dekat kamu aja aku udah gemetaran,
apalagi ngobrol sama kamu." ucap Candra lagi. Lalu dia menatap robekan
kertas bergambar itu. "Aku tau kok, kamu ngerobek kertas gambar ini dari
buku gambarku. Cuma aku pura- pura nggak tau aja. Aku seneng banget waktu kamu
robek kertas ini. Karena itu artinya, kamu juga suka sama aku. Iya kan?"
ucapnya yang membuat Indah tersipu malu. "Ikh... Kok diem aja?"
ujarnya sambil mencubit pipi Indah pelan.
"Aku bingung mau
ngomong apa." Jawab Indah lirih.
"Kamu percaya
mitos True Love gak?" Tanya Candra.
"True Love? Emang
ada?" Tanya Indah.
"Mulanya, aku juga
gak percaya. Tapi malem ini aku percaya. True Love aku udah aku temukan. Aku
suka kamu." ucapnya sambil menatap bintang. "udah jam 12 belom?"
Tanya Candra.
"Udah. Jam 12
tepat." Jawab Indah.
"Happy Birthday,
Indah. Will you be My True Love?" kata-kata Candra mengagetkan Indah.
Indah terlihat bingung,
antara percaya dan tidak bahwa semua itu nyata.
“Apakah dia menyatakan
perasaannya padaku?” Gumam Indah dalam hati. Tanpa sadar, Indah berkata, "Yes.
I will."
By:
Ayya Risma
Tidak ada komentar:
Posting Komentar