Selasa, 24 Juni 2014

Suratku Untukmu

            Aku membetulkan tas ransel euro polo coklat berisikan laptop dan beberapa buku ilmu hukum beserta kamusnya yang sedikit mengganggu pundak. Kakiku sudah mulai pegal menunggu bus yang seharusnya sudah lewat beberapa menit lalu dan mengantarku ke kampus. Namun, aku juga tidak bisa menyalahkan si sopir ataupun siapa saja karena ini memang kesalahanku yang bangun kesiangan. Begadang semalaman bersama teman-teman untuk mengerjakan laporan untuk dipresentasikan di depan dosen sudah bisa membuat sakit kepalaku belum hilang sampai sekarang. Kulihat, seorang ibu yang berdiri di sampingku sedari tadi juga sudah mulai melihat-lihat jam tangannya. Di depanku, suasana ramai toko Joger sudah menjadi sarapan setiap pagi bagi mahasiswa yang kuliah di Bali. Toko itu tidak pernah sepi. Toko khas Bali itu menjual berbagai pakaian dan tas dengan harga tinggi. Tapi, tetap saja pembeli yang berkunjung tidak menurun. Sekilas, aku juga melihat tukang pos yang memarkir motornya di depan salah satu rumah di samping toko Joger. Bicara tentang surat, itu mengingatkanku pada suatu kejadian.

Sabtu, 21 Juni 2014

The Night Is Yet Young

Have a card up sleeve
  
Aku segera mengetik SMS setibanya di terminal malam itu. “Arshaf, aku sudah sampai. Maaf ya, kalo harus merepotkanmu.” SMS pun segera ku kirim, sambil menunggu balasan dari Fajar aku menyusuri trotoar mencari tempat duduk untuk beristirahat. Malam ini angin seakan menembus tulang dan menusuk tiap persendianku. Maklum, tempat tinggal kami berada di dataran tinggi jadi pantas saja kalau udaranya terasa lebih sejuk, terutama di malam hari.
Sudah 15 menit selang aku menunggu balasan SMS Fajar namun tak kunjung jua ku dapatkan balasannya. Aku pun mengirim SMS lagi. Dan menunggu balasannya lagi. Ternyata masih sama, Fajar tak kunjung membalas. Alhasil aku sedikit panik dan mulai gusar.
Bertubi-tubi SMS pun aku ketik dan kirim kepadanya. “Arshaf, kamu udah sampai mana?”. “Bang, udah otw, belom?”.”Bang, hati-hati di jalan, yah.”.”Arshaf Putra Pamungkas.
Sekian banyak SMS dariku tak satu pun yang ia balas, bahkan teleponku pun tak juga ia angkat. Kini justru kepanikanku semakin bertambah ketika nomor Arshaf tiba-tiba tak bisa di hubungi lagi. Entah, aku tak tahu apa yang sedang terjadi.
Ku baca kembali SMS balasan terakhir dari Arshaf. “Iya InsyaAllah bisa, tapi aku on the way dari rumah ba’da maghrib. Jadi maaf kalo nanti kamu nunggu lama. Dan kalo masih ada bus. lebih baik naik bus aja, ya.

*  *  *

Kamis, 19 Juni 2014

True Love


Suatu sore yang cerah terlihat dari jendela sebuah kamar seorang cewek yang bernama Indah. Saat sedang berbaring di atas kasurnya tiba-tiba dia memandang sebuah bingkai biru di atas meja sebelah tempat tidurnya. Dia tersenyum melihat benda yang ada dalam bingkai itu, bukan foto ataupun lukisan. Hanya sebuah kertas lusuh bergambar mobil. Kertas yang Indah robek dari buku gambar milik seorang cowok 2 tahun lalu saat perpisahan SMA. Cowok itu sama sekali tidak tahu indah merobek buku gambarnya. Bahkan, mungkin dia tidak mengenal Indah. Indah hanya satu dari ratusan penggemarnya di sekolah.

Rabu, 11 Juni 2014

Lorong Gelap


            Pembunuhan itu terjadi sekitar 30 tahun yang lalu. Pak Iman yang melihat kejadian sadis itu diminta untuk tutup mulut oleh pemimpin universitas. Pak Iman pun langsung pergi dari tempat itu dan segera berkemas untuk pulang ke kampung halamannya. Dia tidak mau tahu lagi tentang masa lalu itu dan menganggap itu hanya mimpi buruk.
            Seiring berjalannya waktu kejadian itu hilang kabarnya. Kampus itu pun berjalan seperti biasa dan mengalami kemajuan. Bertahun-tahun kisah itu terkubur dalam tanpa seorang pun yang mengusiknya. Hingga pada satu angkatan kejadian itu kembali muncul, sepertinya dia ingin meminta balas atas perlakuan yang menimpanya waktu itu. Dia masih belum tenang, dia masih menyimpan dendam kepada orang yang telah menyakitinya.
            Awalnya kejadian itu dirasakan oleh mahasiswa baru yang sedang menjalani masa ospek. Mahasiswa itu adalah Jojo, Tata, Angga, Tia dan Kristy. Mereka adalah orang-orang yang memiliki kemampuan yang tidak dimiliki oleh manusia pada umumnya. Jojo bisa melihat makhluk halus tanpa perantara. Tata bisa melihat kejadian pada masa lampau. Angga bisa berkomunikasi dengan makhluk halus. Kemudian Tia bisa mendengar bisikan serta ucapan yang diucapkan oleh makhluk halus itu. Sedangkan Kristy dapat merasakan keberadaan makhluk halus itu tanpa memperlihatkan wujud.
            Mereka dipertemukan dalam satu jurusan yang sama dan pasti memiliki tujuan yang sama. Mereka sebelumnya tidak saling mengenal, namun karena kemampuan yang mereka miliki. Mereka diperkenalkan tanpa sengaja.

Minggu, 08 Juni 2014

Neng Vidi

 Aku rasa hidup itu seperti kanvas, dan kitalah pelukisnya.
mau seperti apa hidup kita, mau diberi warna apa, jawabannya ada pada diri kita,
dan aku Vidi memilih melukiskan pelangi dihidupku.

Menatap kosong kearah jendela yang berembun karena rintikan hujan, memainkan jemari-jemariku, dikaca berembun, memandangi tiap tetesnya yang mengalir lembut, kau takkan pernah tahu bagaimana irama rintiknya begitu damai amat menenangkan, betapa sejuknya menembus hingga ke ujung jari-jemariku bahkan membuat syal ini senantiasa melekat erat dileherku, aku ingin sekali berlari menjemputnya, menikmati tiap tetes rinainya dan menari bersama. Ah! Sudahlah aku bermimpi rupanya, bukankah terakhir kali aku mencoba hal yang sama tapi aku justeru menjatuhkan diriku kelantai