Malam
itu bintang terkikik geli. Entahlah mereka menertawakanku atau mereka ikut
tertawa dalam candaan kami yang tiada henti sejak magrib berkumandang. Malam
itu merupakan pertemuan kami setelah 6 bulan terpisah karena mengambil
universitas yang berbeda. Fatin menceritakan pertemuannya dengan seorang lelaki
yang sanggup mengalihkan perhatiannya. Sementara aku?
Fatin : “Sudah, lupakan saja!”
Raafi : (terdiam)
Fatin : “Tidak ada yang menjamin dia setia padamu.”
Raafi : “Tidak bisa. Lihatlah kata kata ini!”
(menunjukkan handphone-nya).
Fatin : “Hanya omong kosong!”
Raafi : “Minggu lalu dia juga mengirim surat ini.
Biar ku bacakan…”
“Assalamualaikum
wr.wb.
Kepadamu,
wanita yang tatapannya membuatku tenang. Dik… Ku harap hari ini kau ada di sini,
duduk di sampingku dengan senyumanmu, karena ku tahu langit akan terlihat indah
di sini, saat kita membicarakan masa lalu yang tak dapat kita tuju, masa depan
yang kita harapkan, lalu purnama ini pun akan iri melihat kita di sini. Namun,
harap tak selamanya menjadi nyata. Kita berada dalam jarak dan waktu yang
berbeda. Tapi, kutahu kau akan berdiri tegak bagai karang di tengah samudra.
Hingga suatu hari nanti aku akan datang di hadapanmu membawa sejuta harap dan
rindu hingga purnama dan sang surya iri kepada kita. Tetap tegarlah di sana
hingga saatnya tiba tetaplah teguh dengan apa yang sering kau namakan prinsip.
Jagalah kesalehanmu, aku di sini selalu mendoakanmu. Jangan pernah menangis
ataupun bersedih, karena senyummu lebih indah dari apapun di dunia ini.
Dik,
kuharap malam ini aku adalah sepotong do’a yang kau panjatakan tanpa tangis
sedikitpun. Matahari selalu tahu apa yang dirasakan, dipikirkan, mawar. Ketika
lebah selalu tulip karena matahari selalu bersinar walau ia tidak diharapkan.
Karena kita tidak pernah benar-benar mengetahui apa yang sebenarnya kita
ikhlaskan. Dan ingatlah ketika kesedihan menerpamu. Sesungguhnya kebahagiaan
akan datang padamu. Dan ketahuilah ketika kebahagiaan yang sedang kau alami
sekarang adalah awal dari kesedihanmu. Jangan pernah kau membuang perasaan atau
kenangan yang kau dapat selama ini karena ketahuilah, Allah lebih mengetahui
dari apa yang diketahui manusia. Kesedihan tidak akan membuatmu lebih tegar
melainkan hanya membuatmu larut di dalamnya. Kita tidak pernah benar-benar tahu
apa yang kita inginkan dan perlukan karena itu tipis. Kita bukanlah sungai yang
mendambakan samudra yang di mana pasti ia akan bermuara, sebab terlalu banyak
liku dalam Qodrat yang telah ditulis Allah.
Dari
aku yang selalu menunggumu.
Rio”
by: Anonymous
Sebab saat ini hanya tinta dan kertas yang mampu mewakili kerinduanku padamu |
Tidak ada komentar:
Posting Komentar